Jakarta, [umkmnews.id] - Presiden RI Joko Widodo
menyampaikan tahun depan perekonomian Indonesia masih dibayangi oleh
ketidakpastian global maupun domestik masih akan terjadi. Untuk menghadapi
situasi tahun depan, pemerintah sudah menyiapkan arah kebijakan ekonomi 2021.
Dengan mengusung tema kebijakan fiskal tahun 2020 Percepatan
Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi, Jokowi menyampaikan ada empat
rancangan kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.
Pertama
mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Kedua,
mendorong reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas, inovasi, dan
daya saing ekonomi.
Ketiga, mempercepat
transformasi ekonomi menuju era digital. Keempat, pemanfaatan dan antisipasi
perubahan demografi.
Jokowi menturukan, program pemulihan ekonomi akan terus
dilanjutkan bersamaan dengan reformasi di berbagai bidang.
Kebijakan relaksasi defisit melebihi 3% dari produk domestik
bruto (PDB) masih diperlukan, dengan tetap menjaga kehati-hatian, kredibilitas,
dan kesinambungan fiskal. Dus, tahun depan defisit dipatok sebesar 5,5% dari
PDB.
Jokow bilang, hal tersebut lantaran banyak ketidakpastian
domestik maupun global, sehingga APBN 2021 harus mengantisipasi ketidakpastian
pemulihan ekonomi dunia dan volatilitas harga komoditas.
“Serta perkembangan tatanan sosial ekonomi dan geopolitik, juga
efektivitas pemulihan ekonomi nasional, serta kondisi dan stabilitas sektor
keuangan,” kata Jokowi di Gedung DPR, Jumat (14/8).
Di sisi lain, kata Jokowi pelaksanaan reformasi fundamental juga harus
dilakukan mulai dari reformasi pendidikan, reformasi kesehatan, reformasi
perlindungan sosial, dan reformasi sistem penganggaran dan perpajakan. Dengan
berpijak pada strategi tersebut.
Posting Komentar